Interaksi
Budaya di Cirebon
Interaksi merupakan hubungan timbal balik
yang saling mempengaruhi, ada aksi dan ada reaksi, pelakunya lebih dari satu,
individu dan individu, individu dan kelompok, kelompok dan kelompok dan
lain-lain. Interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi
sewaktu dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain.
Ide efek dua arah ini penting dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari
hubungan satu arah pada sebab akibat. Kombinasi dari interaksi-interaksi
sederhana dapat menuntun pada suatu fenomena baru yang mengejutkan. Dalam
berbagai bidang ilmu, interaksi memiliki makna yang berbeda. Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa interaksi budaya adalah sebuah proses saling mempengaruhi suatu
cara hidup yang berkembang di suatu kelompok manusia dan memiliki efek satu
sama lain. Berikut adalah contoh-contoh interaksi budaya:
1. Kerja Sama
Kerjasama adalah suatu usaha
bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan.
Contoh: Kerukunan yang mencakup
gotong royong dan tolong menolong antar sesama warga dalam masyarakat. Contoh :
gotong royong yang dilakukan di suatu desa untuk membangun rumah salah satu
warga.
2. Akomodasi
Akomodasi sebenarnya merupakan
suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa cara menghancurkan pihak
lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiaanya.
Contoh: PBB (Perserikatan
Bangsa-Bangsa) membantu penyelesaiannya dua negara yang sedang berselisih.
3. Asimilasi
Proses asimilasi di tandai dengan
usaha dari orang atau kelompok manusia untuk mengurangi perbedaan-perbedaan
yang ada. perberdaan-perbedaan tersebut dapat berupa sikap, tindakan, perasaan,
dan budaya. Hasil asimilasi menyebabkan semakin tipisnya batas perbedaan antara
dua individu dalam satu kelompok maupun batas-batas perbedaan antar kelompok.
Contoh: Pasangan suami istri yang
baru menikah, istri bersuku jawa sedangkan suami bersuku Sumatra, maka lambat
laun mereka akan membentuk satu keluarga baru yang dimana budaya keduanya
melebur dan bercampur.
4. Akulturasi
Akulturasi adalah dua kebudayaan
yang hidup berdampingan secara damai. Hal ini terjadi karena dalam asimilasi
terdapat proses penerimaan dan pengalihan unsur-unsur kebudayaan suatu kelompok
lain dengan tidak mengilangkan ciri budaya dari masing-masing kelompok.
Contoh: Pertemuan antara
kebudayaan Hindu dengan kebudayaan Islam di Indonesia menghasilkan kebudayaan Islam yang
bercorak Hindu.
Salah
satu bentuk/ contoh dari interaksi budaya dapat dilihat di salah kota besar di
Jawa Barat yaitu Cirebon. Di Cirebon masih terdapat cukup banyak
bangunan-bangunan yang merupakan hasil peninggalan masa lampau sebagai bentuk
interaksi yang dituang ke dalam karya seni bangunan yang indah yaitu
arsitektur. Salah satunya dapat dilihat di Keraton Kasepuhan yang terletak di
tengah kota Cirebon yaitu di Jalan Keraton Kasepuhan no 43. Dalam keraton ini
terdapat nuansa asimilasi antara budaya Jawa, Sunda bahkan Cina dan Eropa. Hal
ini dapat dilihat dari ornamen-ornamen yang terdapat di dalam keraton mulai
dari porselain-porselain Cina, lampu-lampu hias dari Eropa dan juga
keramik-keramik yang melukiskan gambar-gambar tentang tokoh dalam Alkitab. Bila
melihat keluar, terdapat gerbang yang menyerupai pura di Bali, ukiran daun
pintu gapuranya yang bergaya Eropa, pagar Siti Hingilnya dari keramik Cina, dan
tembok yang mengelilingi keraton terbuat dari bata merah khas arsitektur Jawa
yang merupakan bukti lain terjadinya proses akulturasi. Nuansa akulturasi
semakin nyata bila memasuki ruang depannya yang berfungsi sebagai museum. Di
dalam museum terdapat benda-benda peningggalan kerajaan seperti peralatan
perang, meriam, dan kereta kencana yang digunakan saat berperang. Kereta ini
disebut kereta singa barong, berkepala gajah yang belalainya memegang trisula
yang merupakan pengaruh Hindu. Sedangkan singgasana raja yang terbuat dari kayu
sederhana dengan latar 9 warna bendera yang melambangkan Wali Songo. Hal ini
membuktikan bahwa Kesultanan Cirebon juga terpengaruh oleh budaya Jawa dan
Agama Islam. Keraton Kasepuhan kian mengukuhkan bahwa di Kota Cirebon pernah terjadi
akulturasi. Akulturasi yang terjadi bukan hanya antara kebudayaan Jawa dengan
kebudayaan Sunda tetapi juga dengan berbagai kebudayaan di dunia seperti Cina,
India, Arab, dan Eropa. Hal inilah yang membentuk identitas dan tipikal
masyarakat sekarang ini, yang bukan Jawa dan bukan Sunda.