Senin, 09 November 2009

Tomorrow Never Come

Ternyata aku memang mencintainya. Setiap malam aku memikirkan ini, dan sekarang baru aku merasa yakin kalau rasa ini memang hanya untuknya. Semakin aku mengenalnya, seakan aku tak bisa lepas lagi darinya. Michelle, aku sangat mengagumimu. Sosok yang begitu sederhana. Yah, alasan itulah yang selama ini membuatku tak berani meneruskan rasa ini. Aku, seorang pemilik bisnis komputer yang cukup terkenal, tak mungkin bisa jatuh cinta pada seorang gadis biasa seperti dia. Aku yang lulusan S2 sebuah PTN terkenal di Jakarta tak mungkin bersama gadis yang hanya lulusan SMA. Aku yang terus berprestasi sepanjang masa studiku hingga sekarang berkarir, tak mungkin berniat serius dengan anak seorang pemilik warung pinggir jalan seperti dia. 6 bulan lebih aku tetap pada pemikiranku itu. Sungguh, aku tak mungkin bersama dia. Apa kata dunia bila aku pacaran, dan akhirnya mengikat janji dengan gadis yang tak setara denganku?Dan aku yakin bisa menghilangkan rasa yang sebenarnya telah tumbuh sejak pertama bertemu dengannya, di warung milik ayahnya. Sampai hari ini tiba. Keyakinanku goyah. Yah, ternyata semua prediksiku salah. Aku tak bisa melupakannya, sedetik pun. Terlebih akhir-akhir ini. Entah apa yang membuatku begitu mengaguminya diantara gadis-gadis lainnya. Ada banyak pilihan buatku, gadis selevel, pintar, berkarir, dari keluarga yang disegani, tapi aku tak pernah bisa memilih. Tak ada satu gadispun yang sanggup menyita waktu dan pikiranku seperti Michelle. Aku akui setahun yang lalu aku pernah berniat serius dengan salah satu branch office managerku di kantor cabang daerah Surabaya. Dia pintar, disiplin, loyal, dan yang paling penting, dia juga berniat serius denganku. Tapi aku juga tak mengerti kenapa tiba-tiba saja perasaan itu hilang justru setelah kami semakin saling mengenal, dan akhirnya aku membiarkan dia dinikahi seorang staff perbankan rekanan bisnisku. Yap, istilahnya, aku jadi mak comblang untuk orang yang katanya aku sayangi. Aneh kan? Akhirnya setelah aku mengenal Michelle, aku tahu jawabannya. Aku hanya mengagumi saja, bukan mencintai. Dan aku merasa berbeda dengan Michelle. Walaupun sebelumnya ada banyak penyangkalan dan pemikiran rasional atas perasaanku padanya, kenyataannya, aku mengakui sekarang. Aku sedang jatuh cinta!
***
Saat itu aku melihatnya sedang membantu seorang nenek menyebrang di jalanan yang memang sangat ramai. Entah kenapa tiba-tiba saja aku menghentikan laju mobilku dan memutuskan mengikutinya. Ternyata dia lalu masuk di sebuah warung pinggir jalan tak jauh dari tempatku berdiri memandangnya. Pandanganku terus mengikutinya. Dia sibuk melayani pembeli. Dengan tangannya yang cekatan dia membersihkan meja, mengantar pesanan, menerima pembayaran dari pembeli, sesekali menyeka keringat yang menetes di dahinya. Tanpa sadar, hampir dua jam aku disana memandangnya. Dan hal itu berlanjut terus hingga satu minggu. Aku tetap berdiri disana, sampai pada hari ke delapan pengintaianku, aku memutuskan untuk makan di warung itu. Sebuah keputusan sulit karena sebelumnya aku tak pernah makan di pinggir jalan. Aku termasuk orang yang sangat berhati-hati dengan makanan. Tapi toh akhirnya aku masuk juga, dan mulai memilih makanan apa yang akan aku santap. Dia datang, menawarkan menu andalan warungnya. Aku mengikuti sarannya, es kelapa muda dan soto babat tapi tanpa nasi, karena aku tak biasa mengenyangkan diri di pagi hari. Dia berlalu, melayani pesananku dengan bantuan seorang lelaki paruh baya yang akhirnya aku kenal sebagai ayahnya. Saat dia datang lagi dengan pesananku, aku benar-benar tak mengerti apa yang membuatku nekat melakukan ini. Dia biasa saja, sekilas tak ada yang menarik dari wajahnya. Sampai saat aku melihatnya tersenyum pada ayahnya sewaktu mereka asyik bercanda. Akrab sekali. Warungnya memang masih sepi, karena mungkin memang masih terlalu pagi. Dan aku memang sengaja memilih waktu ini agar aku bisa menemukan jawaban atas kelakuan anehku seminggu ini. Akhirnya aku temukan. Kesahajaannya, semangatnya, rasa percaya dirinya, keramahannya, juga senyumnya. Aku terpesona pada dirinya. Hingga berbulan-bulan aku selalu sarapan di warung itu, berkenalan dengan ayahnya. Membicarakan obrolan-obrolan ringan seputar topik-topik hangat yang menjadi headline di surat kabar, hingga cerita soal keluarganya. Ternyata ayah Michelle open mind person, berwawasan, dan sangat bijak menyikapi suatu masalah. Aku tak pernah canggung dibuatnya. Dari obrolan biasa, hingga masalah serius menyangkut masa depanku aku bicarakan padanya. Tak jarang Michelle turut menyela saat dia tak sibuk melayani pembeli. Menanggapi omongan ayahnya yang kadang memang suka diselingi dengan canda. Aku seakan merasa begitu dekat dengan mereka, disamping perasaan lain yang aku rasakan semakin tumbuh subur pada Michelle. Tapi seperti apa yang aku ungkap sebelumnya, aku tak berani mengakui kalau ini adalah rasa cinta, hanya karena status sosial dan keadaan Michelle yang sangat sederhana. Tapi pagi ini, setelah semalaman aku berpikir keras, aku akan mengubahnya. Yah, aku sudah mantap pada pilihanku. Aku sudah tahu banyak tentang latar belakang Michelle. Studinya mandek bukan karena otak Michelle tak mampu, tapi karena dia mengalah untuk adik-adiknya. Tak meneruskan studi tak membuat Michelle berhenti belajar. Banyak yang dia tahu, termasuk masalah komputer. Rasa ingin tahunya sangat tinggi, membuat aku semakin tak bisa melepas pesonanya. Yah, hanya keadaan yang kurang menguntungkan baginya. Dan sekarang, aku ingin sekali membuatnya bahagia. Berhenti memikirkan nafkah untuk keluarganya. Karena aku yakin sanggup menafkahinya, lahir dan batin, termasuk menyekolahkan kedua adiknya. Aku semakin mantap dengan keputusan ini. Segera kupacu Soluna hijau metalikku dengan hati yang tak menentu. Kali ini aku berniat memarkirnya di depan warung ayah Michelle, agar dia yakin aku bisa mencukupi kebutuhan materinya. Selama ini aku memang tak mengenalkan diriku yang menjadi direktur utama perusahaan spare part komputer dengan banyak kantor cabang di seluruh Indonesia. Yang mereka tahu aku hanya seorang wiraswasta yang sedang meniti karir. Aku tak berniat membohongi mereka, hanya saja aku tertarik dengan ketulusan dan keramahan mereka pada setiap orang, tak perduli status sosial mereka. Dan itu menjadi satu bukti padaku, bahwa mereka, terlebih Michelle tak berorientasi pada status dan materi bila mengenal seseorang, berbeda dengan orang-orang yang selama ini berada di dekatku. Setelah tikungan itu aku akan segera sampai, tapi ups!!! Nyaris saja aku menabrak seorang nenek tua yang menyebrang tertatih. Untung aku cepat menguasai keadaan hingga mobilku bisa berhenti di pinggir jalan sebelum sempat menabrak pohon beringin besar di sisi jalan itu. Huff!! Aku menarik nafas lega. Aku keluar, hanya ingin mengetahui keadaaan nenek tua itu. Tapi kelihatannya dia baik-baik saja, hanya agak terkejut sedikit mungkin. Tapi sudah ada banyak orang yang datang dan menolongnya, termasuk Michelle. Dia segera memeluk nenek tua itu sebelum dia menjerit dengan kerasnya. Aku heran melihatnya. Nenek itu baik-baik saja, bahkan sekarang bisa berdiri tanpa bantuan Michelle. Tapi Michelle terus menatap ke arah mobilku sambil meneteskan air matanya. Lirih juga kudengar dia menyebut namaku. Lalu datang ayah Michelle, melihat keadaan dan menenangkan Michelle. Ada segulir air mata jatuh di pipinya. Aku tak mengerti. Segera saja kudekati Michelle, gadis yang ingin kunikahi itu. Aku tak tahan melihatnya menangis tersedu seperti ini. Tapi seakan dia tak melihatku, berlari mendekati mobilku. Ternyata ada banyak orang di sekeliling mobilku, menarik tubuh seorang lelaki muda yang bersimbah darah dari kursi depan mobilku. Aku heran, dan berjalan mendekat. Melihat Michelle yang masih terus menangis, juga ayahnya. Lalu aku melihat wajah itu, penuh darah, tapi aku masih bisa mengenalinya. Dia adalah aku�

Jumat, 23 Oktober 2009

Seorang cewek sedang berjalan menyusuri kampung cewek tesebut bernama Sari ( Roby ),dia paling doyan menyanyi.

Sari : Duh dimana ya rumah Mbah Dukun ,sudah 10 Km berjalan kok

Gak nongol-nongol itu rumah Mbah Dukun.( Sambil berjalan

Menyusuri perkampungan dan tiba-tiba Sari terjatuh ).”Dasar batu Sialan,ku sumpahi kamu jadi batu seumur hidup”.

Kemudian dia berjalan lagi dan ternyata didepan matanya ada sebuah rumah yang mewah dan di depan pintu tertulis Om Dukun Ricard.

Sari : Nah ini dia,rumah yang kucari-cari.

Belum Sari mengetuk pintu dari dalam rumah keluar suara “ Silakan masuk “ Sari kebinggungan tetapi dia tetap masuk.

Sari : Mbah dukun.

Dukun : Mbah…..mbah,kapan saya nikah sama nenekmu? Panggil aku om

Dukun gitu loh!

Sari : Maaf mbah ee om dukun,mohon di sory.Sorry om dukun…….saya

Mau……

Dukun : Tidak usah diteruskan,om sudah tahu,…..kamu ingin menjadi Bintang

Khan?

Sari : Om dukun kok tahu?

Dukun : Ya tahu dong,khan dalam skenarionya begitu!

Sari : Gimana om saya okey khan saya?

Dukun : Coba kamu goyang dulu biar om juga ikut goyang-goyang.

Kemudian lagu goyang Inul diputar dan Sari memperlihatkan goyangnya.Om dukun merem melek meliha goyangan Sari.

Dukun : Busyet…….ngebornya aduhai jadi goyang semua nich!

Sari : Gimana om,asyik khan goyangan Sari.

Dukun : Asyik……Asyik……

Sari : Kira-kira bisa khan om,Sari jadi Bintang?

Dukun : Bisa…..Bisa…..tapi,biar om beri mantra-mantra dulu.

( Diputar lagu Mbah Dukun )

Sari : Duh om….semprotannya kok bau jengkol?

Dukun : Sorry om lupa kalau baru makan jengkol.

Sari : Apa boleh saya pulang om?

Dukun : Silakan…. Tapi mana vulusnya?

Sari : ( Mengambil uang dalam bajunya ) Ini om!

Dukun : Lho kok Cuma gopek,kurang dong!

Sari : Khan tadi udah saya bayar dengan goyangan hot (Sambil bergoyang)

Dukun : Dasar kere…..tapi asyik juga

Sari berjalan pulang dan Sang dukun masuk.Kemudian muncul Eni dengan tantenya Omas.

Eni : Tan……gimana kira-kira apa ai bisa jadi bintang?

Omas : Tenang aja khan ada gue,so pasti menang.Sebabnya dalam acara

Nanti gue jadi MC.

Eni : Oo…..jadi Mesin Cuci?

Omas : Mesin cuci,emang geblek lu!

Eni : MC itu khan singkatan Mesin Cuci,apalagi itu bibir sama dengan

Mesin cuci manyungnya.

Omas : Dasar gak pernah sekolah.MC singkatan Master Ceremonia!

Eni : Oo….Begitu!!!

Omas : Udah,latihan sana.

Eni : ( Menyanyi ).

Omas : Stop-stop…..kurang tinggi.

Eni : ( Naik kursi ).

Omas : Bukan kamunya kurang tinggi tapi suaranya coba sekarang

Goyangannya.

Eni : ( Bergoyang )

Omas : Ini pantat kok seperti papan,nanti pada saat lomba supaya

Goyangannya yahut,itu pantat ditambah ama bantal ya!

Eni : Ya lihat sikon dulu tan!

Omas : Baiklah sekarang kita kelapangan dulu.

Eni : Untuk apa?

Omas : Untuk gigit palamu peang! Ya untuk latihan.

Eni : Come on.

Omas dan Eni masuk,kemudian Rosi keluar sambil membawa HP dan menelpon seseorang.

Rosi : Loha…..Halo……disini Rosi ganti.

Mr X : Rojer…..disini Mr X ganti.

Rosi : Gimana Mr X apa uang yang saya transfer udah masuk?

Mr X : Gak usah kuatir,uangnya uadah masuk ke perut semua.

Rosi : Jadi kalau gitu so pasti nanti saya yang jadi Bintang dalam

Audisi.

Mr X : Rebes….. so pasti you jadi Bintangnya.

Rosi : Thank you Mr X

Mr X : ( Dibelakang Rosi ) Sama-sama

Rosi : Oh jadi dari tadi Mr disini?

Mr X : Ya.

Rosi : Kari-kari ee kira-kira gimana Mr X.

MrX : Gak usah takut yang penting joget yahut dan suara OK.( Jadilah

Bintang dilantunkan )

Rosi : Apa Mr X mau melihat dan mendengar suara dan goyangngan saya?

Mr X : Boleh…….boleh……..

Rosi : ( Menyanyi ) dan bergoyang

MrX : Hebat juga kamu,tapi…….

Rosi : Tapi kenapa Mr……

Mr X : Sayang kulitmu seperti kopi gimana kalau sebelum lomba nanti

Setiap hari mandi susu.

Rosi : Susu!

Mr X : Ya susu.

Rosi : Nanti khan jadi kopi susu dong.

Mr X : Ya buat nanti semua juri diberi kopi susunya gitu!

Rosi : AH Mr ada-ada saja aku jadi malu ! Mr saya izin pulang dulu ya, mau mandi susu !

Mr X : Silakan !

Hari berganti hari dan tibalah hari dan tibalah saatnya lomba nyanyi

Muncul peri bibir alias omas dan tompel memperkenalkan diri dan kemudian memperkenalkan para juri.

Omas : Juri yang pertama kita sambut bang Thoyib.

Juri I : ( berdiri dan mengangkat tangan )

Omas : Juri yang kedua adalah mbak Levi

Juri II : ( berjoget )

Omas : Juri yang terakhir adalah bang Mansur

Juri III : ( cerama agama )

Tompel: Omas malam ini malam yang sungguh berkesan dalam hidup aku .

Omas : Why

Tompel: Karena malam ini aku bersanding dengan ratu bibir selain itu malam ini aku bisa melihat manusia-manusia planet.

Omas : Itu bukan manusia planet tapi manusia yang baru keluar dari kubur.

Tompel: Baiklah kita panggilkan peserta dengan nomor undian 2006 wakil dari negeri kayangan.

Omas : Inilah Sarirapet……..

Diputar lagu Banjar . Setelah selesai bernyanyi komentator jatuh pada juri I.

Juri : Oke Sari suara tidak mengecewakan hanya saja pit control harusnya kamu kontrol supaya nadanya dan suara jadi pas dan satu lagi andai kamu lebih tinggi lagi maka suaramu akan lebih bagus.

Sari : Terima kasih bang juri.

Omas : Oke itu tadi peserta nomor 2006 berikutnya peserta dengan nomor undian 2007.

Tompel: Inilah Eny….. wakil dari planet Mars.

Diputar lagu Jawa.Setelah bernyanyi ganti juri 2 yang berkomentar.

Juri : Good….good hanya satu yang kurang dari anda yaitu kenapa badan anda kurus sekali sehingga membuat suara anda jadi mudah dibawa angin.

Eny : Nuwun atas penghinaan ini mbak Levi.

Tompel: Peserta berikutnya adalah wakil dari alam dedemit.

Omas : Inilah……Rosi

Diputar lagu dangdut.Dan selesai bernyanyi Rosi dikomentari oleh juri 3.

Juri : Ih seram….itu kulit atau aspal ? Tapi biar hitam suara tetap oke namun akan lebih oke lagi kalau kulitnya putih sehingga suaranya pun jadi jernih makanya sering-seringlah mandi susu supaya jadi putih.

Rosi : Thank You mas juri setelah ini akan saya peras susu saya ee kliru susu sapi saya dan akan saya pakai mandi besar supaya dari ujung rambut sampai ujung kaki jadi putih semua.

Omas : Selesai suda para peserta menunjukkan kebolehannya dan sekarang kita tinggal menunggu hasil dari dewan juri.

Tompel: Sambil menunggu dewan juri menilai bagaimana kalau kamu menyayi ?

Omas : Oke siapa takut.

Diputar lagu bugis dan omas bernyanyi sedang tompel berjoget.

Selesai omas bernyanyi para juri sudah selesai menilai dan juri 3 yang membacakan hasil penilaian tim juri ternyata dari hasil penilaian juri yang menjadi pemenangnya adalah omas karena pada waktu omas menyanyi tim juri memperhatikan,mendengarkan ternyata suara dan bodi omas yang memenuhi selera juri.




Karya:Rian adtrianto putra

1sa01 12609196



Jadi superstar

Seorang cewek sedang berjalan menyusuri kampung cewek tesebut bernama Sari ( Roby ),dia paling doyan menyanyi.

Sari : Duh dimana ya rumah Mbah Dukun ,sudah 10 Km berjalan kok

Gak nongol-nongol itu rumah Mbah Dukun.( Sambil berjalan

Menyusuri perkampungan dan tiba-tiba Sari terjatuh ).”Dasar batu Sialan,ku sumpahi kamu jadi batu seumur hidup”.

Kemudian dia berjalan lagi dan ternyata didepan matanya ada sebuah rumah yang mewah dan di depan pintu tertulis Om Dukun Ricard.

Sari : Nah ini dia,rumah yang kucari-cari.

Belum Sari mengetuk pintu dari dalam rumah keluar suara “ Silakan masuk “ Sari kebinggungan tetapi dia tetap masuk.

Sari : Mbah dukun.

Dukun : Mbah…..mbah,kapan saya nikah sama nenekmu? Panggil aku om

Dukun gitu loh!

Sari : Maaf mbah ee om dukun,mohon di sory.Sorry om dukun…….saya

Mau……

Dukun : Tidak usah diteruskan,om sudah tahu,…..kamu ingin menjadi Bintang

Khan?

Sari : Om dukun kok tahu?

Dukun : Ya tahu dong,khan dalam skenarionya begitu!

Sari : Gimana om saya okey khan saya?

Dukun : Coba kamu goyang dulu biar om juga ikut goyang-goyang.

Kemudian lagu goyang Inul diputar dan Sari memperlihatkan goyangnya.Om dukun merem melek meliha goyangan Sari.

Dukun : Busyet…….ngebornya aduhai jadi goyang semua nich!

Sari : Gimana om,asyik khan goyangan Sari.

Dukun : Asyik……Asyik……

Sari : Kira-kira bisa khan om,Sari jadi Bintang?

Dukun : Bisa…..Bisa…..tapi,biar om beri mantra-mantra dulu.

( Diputar lagu Mbah Dukun )

Sari : Duh om….semprotannya kok bau jengkol?

Dukun : Sorry om lupa kalau baru makan jengkol.

Sari : Apa boleh saya pulang om?

Dukun : Silakan…. Tapi mana vulusnya?

Sari : ( Mengambil uang dalam bajunya ) Ini om!

Dukun : Lho kok Cuma gopek,kurang dong!

Sari : Khan tadi udah saya bayar dengan goyangan hot (Sambil bergoyang)

Dukun : Dasar kere…..tapi asyik juga

Sari berjalan pulang dan Sang dukun masuk.Kemudian muncul Eni dengan tantenya Omas.

Eni : Tan……gimana kira-kira apa ai bisa jadi bintang?

Omas : Tenang aja khan ada gue,so pasti menang.Sebabnya dalam acara

Nanti gue jadi MC.

Eni : Oo…..jadi Mesin Cuci?

Omas : Mesin cuci,emang geblek lu!

Eni : MC itu khan singkatan Mesin Cuci,apalagi itu bibir sama dengan

Mesin cuci manyungnya.

Omas : Dasar gak pernah sekolah.MC singkatan Master Ceremonia!

Eni : Oo….Begitu!!!

Omas : Udah,latihan sana.

Eni : ( Menyanyi ).

Omas : Stop-stop…..kurang tinggi.

Eni : ( Naik kursi ).

Omas : Bukan kamunya kurang tinggi tapi suaranya coba sekarang

Goyangannya.

Eni : ( Bergoyang )

Omas : Ini pantat kok seperti papan,nanti pada saat lomba supaya

Goyangannya yahut,itu pantat ditambah ama bantal ya!

Eni : Ya lihat sikon dulu tan!

Omas : Baiklah sekarang kita kelapangan dulu.

Eni : Untuk apa?

Omas : Untuk gigit palamu peang! Ya untuk latihan.

Eni : Come on.

Omas dan Eni masuk,kemudian Rosi keluar sambil membawa HP dan menelpon seseorang.

Rosi : Loha…..Halo……disini Rosi ganti.

Mr X : Rojer…..disini Mr X ganti.

Rosi : Gimana Mr X apa uang yang saya transfer udah masuk?

Mr X : Gak usah kuatir,uangnya uadah masuk ke perut semua.

Rosi : Jadi kalau gitu so pasti nanti saya yang jadi Bintang dalam

Audisi.

Mr X : Rebes….. so pasti you jadi Bintangnya.

Rosi : Thank you Mr X

Mr X : ( Dibelakang Rosi ) Sama-sama

Rosi : Oh jadi dari tadi Mr disini?

Mr X : Ya.

Rosi : Kari-kari ee kira-kira gimana Mr X.

MrX : Gak usah takut yang penting joget yahut dan suara OK.( Jadilah

Bintang dilantunkan )

Rosi : Apa Mr X mau melihat dan mendengar suara dan goyangngan saya?

Mr X : Boleh…….boleh……..

Rosi : ( Menyanyi ) dan bergoyang

MrX : Hebat juga kamu,tapi…….

Rosi : Tapi kenapa Mr……

Mr X : Sayang kulitmu seperti kopi gimana kalau sebelum lomba nanti

Setiap hari mandi susu.

Rosi : Susu!

Mr X : Ya susu.

Rosi : Nanti khan jadi kopi susu dong.

Mr X : Ya buat nanti semua juri diberi kopi susunya gitu!

Rosi : AH Mr ada-ada saja aku jadi malu ! Mr saya izin pulang dulu ya, mau mandi susu !

Mr X : Silakan !

Hari berganti hari dan tibalah hari dan tibalah saatnya lomba nyanyi

Muncul peri bibir alias omas dan tompel memperkenalkan diri dan kemudian memperkenalkan para juri.

Omas : Juri yang pertama kita sambut bang Thoyib.

Juri I : ( berdiri dan mengangkat tangan )

Omas : Juri yang kedua adalah mbak Levi

Juri II : ( berjoget )

Omas : Juri yang terakhir adalah bang Mansur

Juri III : ( cerama agama )

Tompel: Omas malam ini malam yang sungguh berkesan dalam hidup aku .

Omas : Why

Tompel: Karena malam ini aku bersanding dengan ratu bibir selain itu malam ini aku bisa melihat manusia-manusia planet.

Omas : Itu bukan manusia planet tapi manusia yang baru keluar dari kubur.

Tompel: Baiklah kita panggilkan peserta dengan nomor undian 2006 wakil dari negeri kayangan.

Omas : Inilah Sarirapet……..

Diputar lagu Banjar . Setelah selesai bernyanyi komentator jatuh pada juri I.

Juri : Oke Sari suara tidak mengecewakan hanya saja pit control harusnya kamu kontrol supaya nadanya dan suara jadi pas dan satu lagi andai kamu lebih tinggi lagi maka suaramu akan lebih bagus.

Sari : Terima kasih bang juri.

Omas : Oke itu tadi peserta nomor 2006 berikutnya peserta dengan nomor undian 2007.

Tompel: Inilah Eny….. wakil dari planet Mars.

Diputar lagu Jawa.Setelah bernyanyi ganti juri 2 yang berkomentar.

Juri : Good….good hanya satu yang kurang dari anda yaitu kenapa badan anda kurus sekali sehingga membuat suara anda jadi mudah dibawa angin.

Eny : Nuwun atas penghinaan ini mbak Levi.

Tompel: Peserta berikutnya adalah wakil dari alam dedemit.

Omas : Inilah……Rosi

Diputar lagu dangdut.Dan selesai bernyanyi Rosi dikomentari oleh juri 3.

Juri : Ih seram….itu kulit atau aspal ? Tapi biar hitam suara tetap oke namun akan lebih oke lagi kalau kulitnya putih sehingga suaranya pun jadi jernih makanya sering-seringlah mandi susu supaya jadi putih.

Rosi : Thank You mas juri setelah ini akan saya peras susu saya ee kliru susu sapi saya dan akan saya pakai mandi besar supaya dari ujung rambut sampai ujung kaki jadi putih semua.

Omas : Selesai suda para peserta menunjukkan kebolehannya dan sekarang kita tinggal menunggu hasil dari dewan juri.

Tompel: Sambil menunggu dewan juri menilai bagaimana kalau kamu menyayi ?

Omas : Oke siapa takut.

Diputar lagu bugis dan omas bernyanyi sedang tompel berjoget.

Selesai omas bernyanyi para juri sudah selesai menilai dan juri 3 yang membacakan hasil penilaian tim juri ternyata dari hasil penilaian juri yang menjadi pemenangnya adalah omas karena pada waktu omas menyanyi tim juri memperhatikan,mendengarkan ternyata suara dan bodi omas yang memenuhi selera juri.




Karya:Rian adtrianto putra

1sa01 12609196



Kamis, 15 Oktober 2009

Jadi Mahasiswa Atau Boneka



Dalam bisu mengupas sebuah kepenatan
Menjadi seorang Mahasiswa
Konon,,
Mahasiswa seperti Dewa..
dewa yang berbentuk manusia..

Macam lakon yang kacau..
Aksi tak pakai fikir
Aksi tak pakai hati
Panji kebenaran saja tak berani disibak
Jadi apa?
jadi dewa?

Berlakon saja tidak becus..
Belagu dengan kesombongan
Kosong dengan hati nurani..

inteluktual?
Mahasiswa aPa?
Bonekanya Birokrat..
Mahasiswa Boneka..

Tidur saja..
nina Bobo…
Mahasiswa Boneka


puisi sosial

Jadi Mahasiswa Atau Boneka



Dalam bisu mengupas sebuah kepenatan
Menjadi seorang Mahasiswa
Konon,,
Mahasiswa seperti Dewa..
dewa yang berbentuk manusia..

Macam lakon yang kacau..
Aksi tak pakai fikir
Aksi tak pakai hati
Panji kebenaran saja tak berani disibak
Jadi apa?
jadi dewa?

Berlakon saja tidak becus..
Belagu dengan kesombongan
Kosong dengan hati nurani..

inteluktual?
Mahasiswa aPa?
Bonekanya Birokrat..
Mahasiswa Boneka..

Tidur saja..
nina Bobo…
Mahasiswa Boneka

Rabu, 14 Oktober 2009

Sosok:Aldo

Body painter&Piercing”

Jalan Kemang Raya no 347,Bekasi


Rian : Hi….Aldo ?

Aldo: Hi…Rian..

Rian: Bolehkah saya bertanya tentang profesi anda?

Aldo: Ya tentu Rian…

Rian: Baiklah..Mengapa anda memilih profesi sebagai body painter&piercing?

Aldo: Sebenarnya saya tidak memilih profesi ini sebagai profesi melainkan hobi. Namun dengan semakin banyaknya teman-teman muda yang ingin membuat body painting dan piercing saya mulai menjadikan ini sebagai ladang usaha.

Rian: Lalu,bagaimana tanggapan anda terhadap sebagian orang yang berpikiran negatif kepada mereka yang memiliki body painting/piercing?

Aldo: Saya rasa sah-sah saja orang lain berpikiran seperti itu terhadap kami yang bertato/piercing ,namun kami memandang body painting/piercing sebagai sebuah seni dan tidak semua orang yang memiliki tato/piercing berprilaku negatif seperti yang terlihat dari luarnya.

Rian: Lalu..sebenarrnya berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat sebuah tato/piercing? Apakah tergantung ukuran?

Aldo: Untuk biaya membuat tato memang tergantung besar/kecilnya ukuran tato tersebut juga warna tato yang diperlukan.Namun untuk piercing Rp 25.000 untuk 1x tindik di bagian manapun yang diinginkan.

Rian: Selama anda menjadi body painter,apakah pernah terjadi kecelakaan seperti pendarahan? Lalu apa yang anda lakukan jika terjadi hal tersebut?

Aldo: Selama saya menjalani pekerjaan ini belum pernah terjadi kecelakaan tersebut,sebab sebelum melakukan body painting/pun piercing saya coba membuat “si pasien” tersebut merasa tenang agar tidak terjadi pendarahan dan saya juga mensterilkan tempat mana yang akan di tato/di piercing dengan alcohol.

Rian: Baik Aldo terima kasih, apa saran anda untuk teman muda yang ingin membuat tattoo/piercing ?

Aldo: Yakinkan diri anda bahwa tattoo/piercing tersebut akan terus ada di tubuh anda, dan hal ini bertentangan dengan Agama. Untuk itu anda harus siap menerima resikonya.


Ringkasan Pesan Moral


  • Anda yang ingin membuat body painting dan piercing harus siap menerima resiko”

  • Orang lain akan memandang negatif/sebelah mata kepada anda”

  • Body painting dan piercing bertentangan dengan ajaran agama islam (muslim), shalat dan kegiatan ibadah lainnya tidak akan diterima”